Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe memimpin rapat koordinasi (Rakor) percepatan penurunan stunting tingkat Kota Lubuklinggau tahun 2023 sekaligus pengukuhan Forkopimda sebagai bapak asuh anak stunting, bertempat di Aula Bukit Sulap Lantai 5 Kantor Wali Kota Lubuklinggau, Senin (30/1/2023).
Dalam arahannya, Wako menyampaikan patut disyukuri angka stunting di Kota Lubuklinggau mengalami penurunan dimana ada tiga komponen yang selalu dibahas ditingkat pusat yakni inflasi, kemiskinan ekstrim dan stunting. Bahkan penurunan itu berada diangka 11,7 persen dari target nasional 12,5 persen.
Pemkot Lubuklinggau sambungnya telah melakukan banyak hal terutama dalam upaya pencegahan, dimulai dari keluarga, ekonomi dan lingkungan. Selain itu, penurunan tersebut tak lepas berkat kerjasama semua pihak.
Masih menurut Wako, secara umum angka beresiko stunting paling banyak berada di Kecamatan Lubuklinggau Barat I dan II.
“Masih ada masyarakat yang belum tersentuh bantuan PKH dari pemerintah pusat maupun bantuan lainnya. Oleh karena itu, diharapkan kedepan mereka juga merasakan bantuan tersebut,” pintanya.
Orang nomor satu dijajaran Pemkot Lubuklinggau itu juga optimis kalau target 0 persen stunting di Kota Lubuklinggau pada 2023 dapat terwujud, walaupun target tersebut sasaran pada 2024.
“Itu bisa tercapai jika semua elemen bergerak bersama dan saling bersinergi dalam upapa menjadikan Kota Lubuklinggau zero stunting,” tandasnya.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menambah gizi masyarakat yang beresiko stunting dengan pemberian susu dan makanan olahan dari ikan. Sementara dalam laporannya, Kepala DPPKB Kota Lubuklinggau,
Henny Fitrianty menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya percepatan penurunan stunting dengan cara mengevaluasi program serta koordinasi bersama sekaligus pengukuhan Forkopimda sebagai bapak asuh anak stunting di Kota Lubuklinggau.
Sedangkan Kepala Bappeda Litbang Kota Lubuklinggau, H Emra Endi Kesuma selaku Ketua II TPPS Lubuklinggau menyampaikan secara nasional Provinsi Sumsel berada diurutan sembilan terbaik dengan penyumbang Kota Lubuklinggau, Prabumulih dan Empat Lawang yang angka penurunan stuntingnya sangat drastis.
Penurunan stunting di Kota Lubuklinggau dengan target 23 sudah dilampaui sekitar 11,7 persen, prevelensi balita stunting nasional, Sumsel dan Kota Lubuklinggau pada 2021 diangka nasional 24,4 persen, Sumsel 24,8 persen, Lubuklinggau 22,8 persen. Sedangkan tahun 2022 secara nasional diangka 21,6 persen, Sumsel 18,6 persen dan Lubuklinggau 11,7 persen.
Berdasarkan data di DPPKB Lubuklinggau, hasil verifikasi dan validasi data jumlah total keseluruhan keluarga 16.441 beresiko stunting 4.693, tidak memiliki sumber air minum layak 475, tidak memiliki sanitasi layak 820, didampingi TPK berupa fasilitas rujukan 344, didampingi TPK berupa fasilitas bansos 1988 dimana paling banyak di Kecamatan Lubuklinggau Barat l dan Lubuklinggau Barat II.
Data keluarga berisiko stunting 2022 Kecamatan Lubuklinggau Barat l, 1.354 (29%), Kecamatan Lubuklinggau Barat ll, 1.045 (22%), Kecamatan Lubuklinggau Selatan l, 128 (3%), Kecamatan Lubuklinggau Selatan ll 164 (3%). Selanjutnya Kecamatan Lubuklinggau Timur l, 617 (13%), Kecamatan Lubuklinggau Timur ll, 563 (12%), Kecamatan Lubuklinggau Utara l, 323 (7%) dan Kecamatan Lubuklinggau Utara ll, 499 (11%) dengan total keseluruhan 4.693.
Sementara jumlah keluarga yang tidak memiliki air bersih, di Kecamatan Lubuklinggau Barat l (238), Kecamatan Lubuklinggau Barat ll (167), Kecamatan Lubuklinggau Selatan l (32), Kecamatan Lubuklinggau Selatan ll (0), Kecamatan Lubuklinggau Timur l (11), Kecamatan Lubuklinggau Timur ll (10), Kecamatan Lubuklinggau Utara l (16) dan Kecamatan Lubuklinggau Utara ll (1) dengan jumlah keseluruhan 475. (*)
Comment