Wartasumsel.id, Lubuk Linggau – Epi Samsul Komar secara resmi menjadi kandidat kedua yang mengambil formulir sebagai bakal calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Lubuk Linggau periode 2025-2029. Didampingi para pendukung setianya, pria yang akrab disapa Uda Epi ini mendatangi Sekretariat Panitia Penjaringan pada Selasa, 20 Mei 2025.
Langkah Uda Epi mencalonkan diri sebagai Ketua KONI merupakan bentuk keseriusannya dalam meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga di Kota Lubuk Linggau. Dikenal luas sebagai Ketua Cabor IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang aktif dan berdedikasi, Epi mengaku ingin memperluas kiprahnya dalam pembinaan olahraga dengan merangkul seluruh cabang olahraga yang ada di kota ini.
“Saya mencalonkan diri bukan semata untuk jabatan, tetapi untuk membawa perubahan nyata bagi dunia olahraga di Lubuk Linggau. Saya ingin membina dan mengembangkan seluruh cabor secara optimal, bukan hanya pencak silat, tetapi semua cabang yang punya potensi mengharumkan nama daerah,” tegas Epi Samsul Komar dalam keterangannya kepada awak media.
Sebagai bukti nyata atas komitmennya, Epi bahkan menyatakan siap menggelontorkan dana pribadi sebesar Rp10 juta untuk setiap cabor sebagai bentuk dukungan awal dalam persiapan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Selatan yang akan digelar di Kabupaten Banyuasin pada Oktober 2025 mendatang.
“Insya Allah, jika saya terpilih menjadi Ketua KONI, saya akan siapkan dana pribadi Rp10 juta untuk masing-masing cabor sebagai stimulan awal. Ini sebagai bentuk keseriusan saya membangun semangat dan kesiapan atlet-atlet kita menuju Porprov,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Langkah ini dinilai sebagai terobosan nyata yang mencerminkan komitmen kuat Uda Epi dalam membangkitkan prestasi olahraga daerah. Tak hanya menjanjikan visi, ia langsung menunjukkan aksi.
“KONI bukan hanya soal administrasi, tapi soal pengabdian dan semangat untuk mendorong para atlet agar bisa bersaing dan berprestasi. Saya ingin KONI ke depan menjadi rumah besar bagi seluruh cabor, tempat mereka merasa diperhatikan, dibina, dan difasilitasi,” tambahnya. (*)
