Tak Kenal Menyerah, Koperasi RIAS Survive dan Jamin Tabungan Nasabah Aman

MUSI RAWAS, wartasunsel.id- Koperasi Simpan Pinjam Rukun Iku Agawe Santoso (KSP RIAS) merupakan koperasi simpan pinjam yang berada di Desa Purwodadi Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan.

Koperasi yang awalnya bernama Koperasi Kredit (Kopdit) RIAS, mendaftarkan badan hukum koperasi ke Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Perindagkop UKM) Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan pada tahun 2001 dan kemudian berganti nama menjadi KSP RIAS.

Perubahan nama tersebut mendorong KSP RIAS ke era baru yang lebih profesional, terutama dalam hal pengelolaan simpan pinjam, sistem manajerial, dan tata kelola SDM.

Per Januari 2023, KSP RIAS mencatatkan total aset sebesar Rp138,35 miliar, dengan jumlah karyawan sebanyak 63 orang. Koperasi yang hingga kini memiliki satu kantor pusat dan sembilan kantor cabang yang tersebar di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan, memiliki sebanyak 10.102 anggota, yang sebagian besar anggotanya merupakan petani dan pegawai.

Dan Ahir-ahir ini terdapat isu yang berkembang di masyarakat mengenai kabar miring bangkrutnya KSP RIAS, hal tersebut lantaran cukup banyak nasabah yang melakukan penarikan. Alih-alih dikhawatirkan bangkrut KSP RIAS justru menyampaikan hal sebaliknya, manegement menegaskan bahwa KSP RIAS masih tetap beroperasi dengan normal, serta terus mengupayakan pelayanan terbaik untuk nasabah, yang artinya jauh dari kata bangkrut.

Sementara itu menurut penjelasan, Sigit Alvian selaku pengurus menjelaskan kepada awak media, pada Jum’at 02-06-2023 di kediaman pribadinya. “Jadi awal ceritanya kita dari bulan 12 Ahir, kita setiap Ahir bulan kita ada laporan keuangan ya kita evaluasi atau Semacam audit internal.” Di koprasi ini Bukan sekedar karyawan dan manejer saja.

Kita mulai terbaca pada bulan 1, ada yang ambil dalam nominal besar kita kasih, artinya kondisi kita masih ada perimbangan. Jika di luar sana ada isu yang berkembang, namanya isukan susah dibendung, tapi perlahan mulai belen, dan memang pemasukan agak berkurang daripada pengeluaran, ujar Sigit.

Di bulan 2 sudah mulai berkurang namun tidak terlalu jauh, bulan 3 menjelang puasa setelah yang besar sebelum kita kasih dan di Ahir bulan 3 banyak yang mau narik. Dan di bulan 4 banyak penarikan ya mau tidak mau tidak mau kita harus kasih sebab mau lebaran, di bulan 5 kita di sibukan dengan banyaknya anggota yang mau menarik haknnya,

Dengan adanya penarikan besar-besaran, maka kami melakukan sosialisasi kedesa-desa, agar yang tidak terlalu penting kagek dulu untuk menarik. Dengan adanya sosialisasi ini tidak terjadi penumpukan nasabah dan anggota, maka kami fokus ke penagihan terbukti di Ahir bulan 5 ini kita mengalami peningkatan.

Kami hanya bisa mengupayakan anggota harap bersabar sebab kita tetap berupaya, kita hampir siang malam kita upayakan apa yang menjadi hak mereka. Tetap kita upayakan,

Kita tak Mau koprasi kita rubuh duit nasaba itu tetap akan kita upayakan tapi memang kepada nasabah sabar.

Untuk penagihan, kita kerja ekstra ke tagihan kenasabah sebab ini yang pasti untuk mengembalikan uang nasabah yang sudah beredar. (*)

Comment